1. Manajemen
A. Pengertian Manajemen (Definition of Management)
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen
mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari
bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari
bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal
dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana
istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.[1] Bahasa Prancis
lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet,
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya
dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
B. PERAN MANAJEMEN
Selain kategori besar dari fungsi manajemen, manajer pada berbagai
tingkat hirarki mengisi peran manajerial yang berbeda. Peran ini
dikategorikan oleh peneliti Henry Mintzberg, dan mereka dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis utama: decisional, interpersonal, dan informasi.
PERAN DECISIONAL
peran Decisional memerlukan manajer untuk merencanakan strategi dan memanfaatkan sumber daya. Ada empat peran spesifik yang decisional. Peran pengusaha memerlukan manajer untuk menetapkan sumber daya untuk mengembangkan barang yang inovatif dan jasa, atau untuk mengembangkan bisnis. Sebagian besar peran ini akan diselenggarakan oleh manajer tingkat atas, meskipun manajer menengah dapat diberikan beberapa kemampuan untuk membuat keputusan tersebut. Penangan gangguan mengoreksi masalah tak terduga yang dihadapi organisasi dari lingkungan internal atau eksternal. Manajer di semua tingkatan dapat mengambil peran ini. Misalnya, pertama-line manajer dapat memperbaiki masalah menghentikan jalur perakitan atau manajer tingkat menengah mungkin mencoba untuk mengatasi setelah terjadinya perampokan toko. Top manajer lebih mungkin untuk menghadapi krisis besar, seperti membutuhkan penarikan produk cacat. Peran decisional ketiga, yaitu pengalokasi sumber daya, menentukan yang melibatkan unit kerja yang akan mendapatkan sumber daya. Top manajer cenderung membuat besar, keputusan anggaran secara keseluruhan, sementara mangers menengah dapat membuat alokasi yang lebih spesifik. Dalam beberapa organisasi, manajer pengawas bertanggung jawab untuk menentukan alokasi untuk menaikkan gaji karyawan. Akhirnya, negosiator bekerja dengan orang lain, seperti pemasok, distributor, atau serikat buruh, untuk mencapai kesepakatan mengenai produk dan jasa. Pertama-tingkat manajer dapat bernegosiasi dengan karyawan tentang isu-isu kenaikan gaji atau jam lembur, atau mereka dapat bekerja dengan manajer pengawasan lainnya bila diperlukan sumber daya harus dibagi. manajer Tengah juga bernegosiasi dengan manajer lain dan cenderung untuk bekerja untuk mengamankan harga yang diinginkan dari pemasok dan distributor. Top manajer bernegosiasi tentang isu-isu yang lebih besar, seperti kontrak kerja, atau bahkan merger dan akuisisi perusahaan lain.
peran Decisional memerlukan manajer untuk merencanakan strategi dan memanfaatkan sumber daya. Ada empat peran spesifik yang decisional. Peran pengusaha memerlukan manajer untuk menetapkan sumber daya untuk mengembangkan barang yang inovatif dan jasa, atau untuk mengembangkan bisnis. Sebagian besar peran ini akan diselenggarakan oleh manajer tingkat atas, meskipun manajer menengah dapat diberikan beberapa kemampuan untuk membuat keputusan tersebut. Penangan gangguan mengoreksi masalah tak terduga yang dihadapi organisasi dari lingkungan internal atau eksternal. Manajer di semua tingkatan dapat mengambil peran ini. Misalnya, pertama-line manajer dapat memperbaiki masalah menghentikan jalur perakitan atau manajer tingkat menengah mungkin mencoba untuk mengatasi setelah terjadinya perampokan toko. Top manajer lebih mungkin untuk menghadapi krisis besar, seperti membutuhkan penarikan produk cacat. Peran decisional ketiga, yaitu pengalokasi sumber daya, menentukan yang melibatkan unit kerja yang akan mendapatkan sumber daya. Top manajer cenderung membuat besar, keputusan anggaran secara keseluruhan, sementara mangers menengah dapat membuat alokasi yang lebih spesifik. Dalam beberapa organisasi, manajer pengawas bertanggung jawab untuk menentukan alokasi untuk menaikkan gaji karyawan. Akhirnya, negosiator bekerja dengan orang lain, seperti pemasok, distributor, atau serikat buruh, untuk mencapai kesepakatan mengenai produk dan jasa. Pertama-tingkat manajer dapat bernegosiasi dengan karyawan tentang isu-isu kenaikan gaji atau jam lembur, atau mereka dapat bekerja dengan manajer pengawasan lainnya bila diperlukan sumber daya harus dibagi. manajer Tengah juga bernegosiasi dengan manajer lain dan cenderung untuk bekerja untuk mengamankan harga yang diinginkan dari pemasok dan distributor. Top manajer bernegosiasi tentang isu-isu yang lebih besar, seperti kontrak kerja, atau bahkan merger dan akuisisi perusahaan lain.
PERAN INTERPERSONAL
peran interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan dan organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas. manajer ini dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika bagi karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin bertindak sebagai contoh bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan perintah dan arahan kepada bawahan, membuat keputusan, dan memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus menjadi pemimpin di semua tingkat organisasi; sering rendah tingkat manajer melihat ke manajemen puncak untuk contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung, palungan harus mengkoordinasikan pekerjaan orang lain di unit kerja yang berbeda, membangun aliansi antara lain, dan bekerja sumber daya untuk berbagi. Peran ini sangat penting bagi manajer menengah, yang sering harus bersaing dengan manajer lain untuk sumber daya yang penting, namun harus menjaga hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk jangka waktu yang lama.
peran interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan dan organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas. manajer ini dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika bagi karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin bertindak sebagai contoh bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan perintah dan arahan kepada bawahan, membuat keputusan, dan memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus menjadi pemimpin di semua tingkat organisasi; sering rendah tingkat manajer melihat ke manajemen puncak untuk contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung, palungan harus mengkoordinasikan pekerjaan orang lain di unit kerja yang berbeda, membangun aliansi antara lain, dan bekerja sumber daya untuk berbagi. Peran ini sangat penting bagi manajer menengah, yang sering harus bersaing dengan manajer lain untuk sumber daya yang penting, namun harus menjaga hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk jangka waktu yang lama.
PERAN INFORMASI
Informational peran adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan mengirimkan informasi. Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai teknologi telah meningkat. Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja itu. Monitor juga mengawasi perubahan lingkungan dan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi. Pemantauan terjadi pada semua tingkat manajemen, meskipun manajer di tingkat yang lebih tinggi organisasi lebih mungkin untuk memantau ancaman eksternal terhadap lingkungan dibandingkan tengah atau manajer lini pertama. Peran penyebar mensyaratkan bahwa manajer memberitahu karyawan perubahan yang mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka juga mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan.
Informational peran adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan mengirimkan informasi. Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai teknologi telah meningkat. Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja itu. Monitor juga mengawasi perubahan lingkungan dan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi. Pemantauan terjadi pada semua tingkat manajemen, meskipun manajer di tingkat yang lebih tinggi organisasi lebih mungkin untuk memantau ancaman eksternal terhadap lingkungan dibandingkan tengah atau manajer lini pertama. Peran penyebar mensyaratkan bahwa manajer memberitahu karyawan perubahan yang mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka juga mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan.
Manajer di setiap tingkat menyebarkan informasi kepada orang-orang di
bawah mereka, dan banyak informasi ini menetes alam dari atas ke bawah.
Akhirnya, juru bicara berkomunikasi dengan lingkungan eksternal, dari
iklan perusahaan barang dan jasa, untuk menginformasikan masyarakat
tentang arah organisasi. Juru bicara untuk pengumuman besar, seperti
perubahan arah strategis, kemungkinan untuk menjadi seorang manajer top.
Tapi, lain, informasi lebih rutin dapat diberikan oleh manajer pada
semua tingkat perusahaan. Misalnya, seorang manajer menengah dapat
memberikan press release ke koran lokal, atau manajer supervisor dapat
memberikan presentasi pada pertemuan komunitas.
C. Latar Belakang Sejarah Manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu
manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith
menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan
berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh,
Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan
pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja
sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat
bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1)
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat
waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin
dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen
adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat
pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus
yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer
ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan
permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas
kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain,
sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Salah satu point penting di dalam manajemen adalah mengenai fungsi
dari manajemen tersebut, dan pada kesempatan ini penulis akan memberikan
beberapa pendapat para ahli mengenai fungsi-fungsi manajemen yang sudah
penulis rangkai di dalam bab pembahasan.
D. Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan
dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen,
sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri
dari empat fungsi, yaitu:
· Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang
dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang
dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan
tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang,
misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana
merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan
global, dan lain sebagainya.
· Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem
dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa
semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi.
· Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program
agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya
dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
· Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan
terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari
tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang
harus dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya
organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan,
maka dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan
agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan
secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
E. Proses manajemen
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
- Fungsi Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
- Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
- Fungsi pengimplementasian (Directing)
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif
dan efisien dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan
- Fungsi Pengawasan (Controlling)
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
F. Ciri-ciri manajer professional
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari seorang manajer memegang
beberapa peranan untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga peranan utama
manajer menyangkut sebagai berikut :
1). Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam
berinteraksi dengan berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya
pelaksanaan tugas, baik pihak dalam perusahaan maupun pihak luar
perusahaan.
a. Peranan figure bapak (Figurehead)
Simbol pemimpin perusahaan; diperlukan untuk menjalankan sejumlah
kewajiban rutin yang bersifat legal dan social, contoh : memberi ucapan
selamat datang kepada para pengunjung, penandatanganan surat resmi,dst.
b. Peranan Pimpinan (Leader)
Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan; mengisi posisi kosong (staffing), melatih, dan tugas-tugas terkait, contoh : melakukan hampir seluruh kegiatan yang melibatkan bawahan.
c. Peranan Penghubung (Liaison)
Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga
penghubung pihak dalam, contoh : membalas surat-surat, melakukan kerja
dewan urusan luar, yang melibatkan puhak-pihak luar.
2) Peran informasional, yaitu peranan seorang manajer dalam
pemberian, penerimaan dan penganalisaan informasi, menyangkut pengawas,
penyebar informasi dan juru bicara.
a. Memantau (Monitor)
Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk
organisasi, contoh membaca terbitan-terbitan periodik dan
laporan-laporan, memelihara kontak pribadi.
b. Penyebar (Disseminator)
Manajer mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak
lain, khususnya kepada bawahannya agar bawahan mampu mengerjakan
tugasnya dengan baik, contoh : Mengadakan pertemuan-pertemuan untuk
maksud informasi; menelpon untuk meneruskan informasi.
c. Jurubicara (Spokesman)
Manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke
pihak luar, contoh : menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi
ke media.
3). Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang manajer
dalam memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan
masalah atau melihat kesempatan yang ada.
a. Kewirausahaan (Entrepreunership)
Manajer mengambil keputusan-keputusan penting seperti peluncuran
produk baru, penggabungan usaha dll, contoh : rapat strategis dan
tinjauan ulang yang melibatkan prakarsa atau rancangan proyek perbaikan.
b. Pengendali gangguan (Disturbance Handler)
Manajer diharapkan bisa menyelesaikan gangguan-gangguan yang mungkin
muncul, contoh : mengorganisasikan strategi dan sesi kaji-ulang yang
melibatkan gangguan dan kritis.
c Pengalokasi sumberdaya (Resource Allocator)
Manajer harus mengalokasikan sumberdaya yang terbatas agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien, contoh : penjadwalan,
permintaan otoritas, menyelenggarakan kegiatan apapun yang melibatkan
anggaran dan program kerja bawahan.
d. Perunding (Negotiator)
Manajer melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang berkaitan, contoh
: berperan serta dalam perundingan kontrak serikat pekerja.
G. Keterampilan manajemen yang dibutuhkan
Keterampilan Manajerial
Keterampilan atau skill merupakan kemampuan untuk
menterjemahkan pengetahuan ke dalam praktek sehingga tercapai hasil
kerja yang diinginkan. Berbagai fungsi dan kegiatan manajerial yang
diperlukan dalam mengelola organisasi membutuhkan banyak keterampilan.
Keterampilan yang paling penting adalah keterampilan yang memungkinkan
manajer bisa membantu orang lain menjadi lebih produktif di tempat
kerja. Robert L. Katz menggolongkan keterampilan manajer menjadi tiga
kategori sebagai berikut :
1). Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)
Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan berkomunikasi antar manusia (interpersonal skills) adalah
keterampilan yang seringkali diabaikan oleh para manajer, terutama bagi
para manajer yang baru naik jenjangnya dalam organisasi. Keterampilan
kemanusiaan ini sangat diperlukan untuk menjaga hubungan baik dengan
atasan langsung maupun dengan bawahan. Dengan komunikasi yang persuasive
akan membuat bawahan merasa dihargai dan mereka akan bekerja lebih baik
dan bersikap lebih terbuka kepada atasannya. Keterampilan berkomunikasi
ini diperlukan baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun
bawah.
2). Keterampilan Teknis (Technical Skills)
Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang
lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu misalnya memperbaiki mesin, membuat
kursi, membuat jadwal kerja dan keterampilan teknis lainnya.
3). Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)
Kemampuan untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang
lebih spesifik sehingga dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian
tersebut, serta mengetahui dampak dari setiap permasalahan bagi orang
lain.
Sebagai tambahan, keterampilan yang harus pula dimiliki oleh para manajer adalah sebagai berikut :
4) Keterampilan Motivasi (Motivation Skill)
Kemampuan untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka
dapat melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka
rasakan secara langsung, karena telah diberikan suatu motivasi atau
dorongan berupa rangsangan-rangsangan untuk menggairahkan dan
menyemangati melakukan pekerjaan.
5) Keterampilan Teknologi Informasi
Keterampilan yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui teknologi seperti keterampilan mengoperasikan komputer.
Kecakapan manajerial adalah suatu keterampilan atau karakteristik
personal yang membantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas
manajemen. Beberapa kompetensi personal yang diperlukan bagi
keberhasilan manajerial sebagai berikut :
1. Leadership, kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar melaksanakan suatu tugas.
2. Self objectivity, kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis.
3. Analiytic thinking, kemampuan untuk menginterpretasikan dan menyampaikan segala macam bentuk informasi.
4. Behavioral flexibility, menyesuaikan perilaku dalam mencapai tujuan.
5. Oral Communication, kemampuan mengemukakan pendapat secara jelas dalam berbicara.
6. Written Communication, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan baik secara tertulis.
7. Personal Impact, menumbuhkan kesan baik dan kepercayaan bagi orang.
8. Resistances to stress, kemampuan untuk dapat bekerja dalam keadaan tertekan.
9. Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang tidak menentu.
ORGANISASI
- A. Pengertian Organisasi
Apakah arti organisasi? organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan
beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi dalam bentuk apapun akan selalu ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Organisasi merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat dengan beberapa alasan, seperti organisasi digunakan untuk
mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kita lakukan sendirian,
dengan bekerja sama individu-individu dapat menyelesaikan tugas-tugas
yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan tercapai, organisasi
dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat menjadi
sumber karier yang penting.
Selayaknya sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi anggota organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi
mampu mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi
dibedakan atas dua bentuk, pertama organisasi dengan orientasi laba
seperti perusahaan yang menyediakan produk barang atau jasa (baik
perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi nirlaba atau yang
tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit milik
pemerintah, sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain.
Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola
kegiatan dan orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam
organisasi agar tercapai tujuan dengan lebih baik.
- B. Pentingnya Mengenal Organisasi
Kepribadian akan muncul dan berkembang dengan seiringnya waktu.
Kepribadian kita pun tidak bisa terbentuk karena pendidikan formal yang
kita jalani. Kenapa ? karena pendidikan formal itu hanya membentuk
hardskill kita. Lalu dimana kita bisa membentuk kepribadian kita ? yap !
dengan mengikuti suatu organisasi.Kita mungkin berpikir ‘untuk apa
mengikuti kegiatan yang kerjanya cuma menghabiskan waktu dan tenaga ?
Itu adalah salah besar, karena berorganisasi sama saja dengan mendidik
kita untuk jadi makhluk sosial. Dengan berorganisasi, kita diajari cara
menghargai pendapat dan perbedaan serta cara memimpin yang baik. Dengan
begitu softskill kita akan berkembang dan nantinya akan sangat digunakan
dalam dunia kerja.
Organisasi memiliki jiwa, karakter, jati diri, sejarah, kisah, suka,
sedih, cita-cita, harapan dan lain-lain. Ada beberapa hal yang harus
kita sadari dalam berorganisasi. Bahwa organisasi ini milik banyak
orang, semua anggota, bukan milik pengurus atau ketua. Sedemikian banyak
orang yang memiliki karakter, sifat, bahasa, kebiasaan yang berbeda
memberi kita kesempatan belajar jenisjenis manusia. Jika organisasi
tersebut memang tidak bisa diperbaiki dari dalam, dengan atau tanpa
kehadiran kita, memang sebaiknya kita keluar. Tetapi jika kita berpikir
lebih luas karena organisasi ini dapat memberi manfaat bagi banyak
orang, dan kita merasa mampu memperbaikinya, sebaiknya kita tetap
bertahan. Seringkali organisasi ditangani secara salah, dan mungkin kita
orang yang terpilih untuk berperan lebih. Apa yang kita tahu, tidak ada
usaha yang sia-sia. Membangun organisasi, sejatinya juga membangun
kepribadian kita. Apalagi jika dalm usia muda sudah mengenal dunia
organisasi.
Tapi, jangan berpikir kalau kita hanya ikut-ikutan saja dalam
mengikuti suatu organisasi kita langsung mempunyai kepribadian yang
bagus. Karena dalam pembentukan kepribadian itu butuh proses. Apabila
kita dalam organisasi tersebut sangat berperan dalam kegitan dan
mempunyai tujuan yang jelas serta memiliki benih sifat kepemimpinan,
tanggung jawab, bijaksana, dan sebagainya untuk mengikuti suatu
organisasi kemahasiswaan dengan harapan dapat mengembangkan sifat-sifat
tersebut sehingga terbentuklah kepribadian yang baik.
Setelah kita tau bagaimana organisasi itu sangat membentuk
kepribadian seseorang dengan sangat luarbiasa. Pasti betapa ruginya
orang yang hanya berdiam diri tanpa melakukan suatu kegiatan. Apalagi
kini kita sudah mengenal apa itu suatu organisasi. Mumpung kita para
mahasiswa yang masih mencari kepribadian, pasti bila mengikuti
organisasi sangat membantu kita dalam pembentukan kepribadian itu
sendiri.
- C. Bentuk-bentuk Organisasi
Organisasi Garis (oleh : Henry Fayol)
Organisasi yang paling sederhana dan sudah sangat tua. Digunakan di
kalangan militer dengan karyawan yang masih sedikit dan saling kenal.
Spesialisasi pekerjaannya pun belum terlalu tinggi.
- Organisasi Fungsional (oleh : F.W. Taylor)
Pimpinan-pimpinan yang ada, tidak memiliki bawahan yang jelas, karena
setiap pimpinan mempunyai wewenang untuk memberikan komando selama
masih ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
- Organisasi Staf dan Garis (oleh : Harrington Emerson)
Biasanya dipakai pada organisasi yang besar dengan daerah kerja yang
luas dan bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Memiliki tenaga
staf atau tenaga ahli lebih dari satu untuk memberikan nasihat atau
saran.
- Organisasi Staf dan Fungsional
Organisasi staf dan fungsional merupakan organisasi gabungan antara
staf dan fungsional. Memiliki kelebihan dan kelemahan seperti organisasi
staf dan organisasi fungsional.
D. Prinsip-prinsip Organisasi
Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah:
A. Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
§ Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah:
A. Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
§ Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
§ Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.
§ Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
§ Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
§ Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
§ Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin cepat tercapai.
E.Keterampilan manajeman yang dibutuhkan
Ketrampilan yang dibutuhkan dalam manajemen dibagi atas kategori hubungan, seperti;
- Hubungan antar Pribadi terdiri dari:
a. Pemimpin Lambang (Figurehead)
Kepala Simbolis yang diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang bersifat legal dan sosial.
b. Pemimpin (Leader)
Pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan,
bertanggung jawab untuk mengisi posisi yang kosong (staffing), melatih
dan tugas-tugas yang terkait
c. Penghubung (Liaison)
Penghubung sebaiknya dapat memelihara suatu jaringan kontak luar yang
berkembang sendiri yang secara langsung atau tidak langsung dapat
memberikan dukungan dan informasi.
- Hubungan dengan Informasi terdiri dari:
a. Pemantau (Monitor)
Pemantau berkewajiban sebagai pusat saraf informasi baik internal dan eksternal yang berkaitan dengan organisasi.
b. Penyebar (Dissiminator)
Penyebar berkewajiban untuk meneruskan informasi yang diterima dari
orang luar atau dari bawahan kepada anggota-anggota lain dalam
organisasi.
c. Jurubicara (Spokesperson)
Jurubicara berkewajiban untuk meneruskan informasi kepada orang luar
mengenai rencana, kebijakan, tindakan dan hasil yang dicapai
oleh organisasi.
- Hubungan dengan Pengambilan Keputusan terdiri dari:
a. Wirausaha (Entrepreneur)
Sikap kewirausahaan diperlukan dalam encari kesempatan (celah) dalam
organisasi dan lingkungannya serta memprakarsai “proyek- proyek
perbaikan” untuk menimbulkan perubahan sehingga dapat
meningkatkan organisasi.
b. Pengendali Gangguan (Disturbance Handler)
Dalam mengatur (managing) diperlukan rasa tanggung jawab atas
tindakan, yang korektif bila organisasi menghadapi gangguan mendadak
dan/ atau berada dalam keadaan genting (urget).
c. Pengalokasi Sumber Daya (Resource Allocator)
Dalam mengatur (managing) diperlukan rasa tanggung jawab terhadap
alokasi segala sumber daya organisasi yang ada dan dipergunakan,
sehingga tidak terjadi manipulasi sumber daya yang tidak
bertanggung jawab..
d. Perunding (Negotiator)
Dalam mengatur (managing) juga penting untuk mewakili organisasi pada
perundingan- perundingan utama yang dapat meliputi kerjasama.
F. Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi
Keberhasilan suatu organisasi dapat di tentukan oleh beberapa factor :
1. Adanya kerjasama yang kuat antara anggota organisasi
2. Adanya pedoman yang jelas dalam pembentukan organisasi
3. Sikap toleransi yang tinggi
Kegagalan Organisasi disebabkan pecahnya struktur didalam organisasi tersebut. Akibat dari kurangnya rasa tanggungjawab, toleransi, dan kerjasama yang minim. Tidak adanya tujuan atau pedoman yang jelas dari organisasi tersebut.
Keberhasilan suatu organisasi dapat di tentukan oleh beberapa factor :
1. Adanya kerjasama yang kuat antara anggota organisasi
2. Adanya pedoman yang jelas dalam pembentukan organisasi
3. Sikap toleransi yang tinggi
Kegagalan Organisasi disebabkan pecahnya struktur didalam organisasi tersebut. Akibat dari kurangnya rasa tanggungjawab, toleransi, dan kerjasama yang minim. Tidak adanya tujuan atau pedoman yang jelas dari organisasi tersebut.
0 komentar:
Post a Comment