Rasio Profitabilitas

Welcome back, 

Saya akan membahas mengenai indikator analisis fundamental. Yang pertama itu ada rasio profitabilitas.
1. Apa sih itu rasio profitabilitas?
2. Apa saja jenis-jenis rasio profitabilitas itu?
3. Bagaimana penjelasan atas rasio tersebut dan cara menghitungnya?

1. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Nah, rasio profitabilitas ini sangat penting bagi investor dalam menanamkan investasinya. Karena, dengan laba yang meningkat setiap tahun, maka dapat dikategorikan perusahaan itu perusahaan sehat.

2. Jenis rasio profitabilitas ada banyak. Tapi, di sini saya akan menjabarkan beberapa rasio yang penting saja untuk investasi berdasarkan opini saya. Beberapa rasio penting dalam rasio profitabilitas yaitu:
  • Net Profit Margin (NPM)
  • Return on Equity (ROE)
  • Return on Assets (ROA)
3.  Berikut penjabaran dan cara menghitung rasio-rasio di atas:
  • Net Profit Margin (NPM). Secara singkat, NPM adalah rasio untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan berdasarkan total penjualannya. Rasio NPM sangat penting untuk mengukur prospek suatu perusahaan.

    Cara menghitung rasio NPM adalah Laba Bersih dibagi Total Penjualan.

    Contoh kasus, suatu perusahaan PT A memiliki laba bersih sebesar USD 10.000, laba kotor perusahaan USD 13.000. Total penjualan pada tahun berjalan adalah sebanyak USD 50.500. Bagaimanakah perhitungan NPM-nya?

    Jawab: (USD 10.000 / USD 50.500) * 100. Maka, dihasilkan NPM-nya yaitu 19,8%. Perlu diingat, bahwa semakin besar NPM, maka semakin bagus.
  • Return on Assets (ROA). Secara singkat, ROA adalah rasio untuk mengukur tingkat  profitabilitas perusahaan. ROA menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.

    Cara menghitung rasio ROA adalah Laba Bersih dibagi Total Aset.
    Contoh kasus, yaitu perusahaan PT B memiliki laba bersih sebesar USD 4.000, aset lancar sebesar USD 13.000, dan total aset USD 16.000. Maka, berapa rasio ROA-nya?

    Jawab: (USD 4.000 / USD 16.000) * 100. Maka, dihasilkan ROA-nya sebesar 25%. Perlu diketahui, semakin besar rasio ROA, maka semakin baik perusahaan tersebut.
  • Return on Equity (ROE). Secara singkat, ROE sama seperti ROA, hanya perhitungannya saja yang berbeda.

    Cara menghitung rasio ROE adalah Laba Bersih dibagi Total Ekuitas.

    Contoh kasus, yaitu perusahaan PT C memiliki laba bersih sebesar USD 5.500, dan total ekuitas yang dimiliki adalah USD 13.000. Maka, berapa rasio ROE-nya?

    Jawab: (USD 5.500 / USD 13.000) * 100. Maka, dihasilkan ROE-nya sebesar 42,3%. Perlu diketahui, semakin besar rasio ROE, maka semakin baik perusahaan tersebut.
Itulah yang dapat saya berikan mengenai rasio profitabilitas. Selanjutnya penulis akan membahas mengenai rasio-rasio yang lain. Jangan kemana-mana ok?! 
Category: 0 komentar

Analisis Fundamental

Selamat datang!

Di sini saya akan menjabarkan beberapa indikator penting dalam memilih saham berdasarkan analisis fundamental. Sebelum itu, saya akan membahawa mengenai:
1. Apasih analisis fundamental itu?
2. Apa ada kegunaannya?
3. Apa bedanya dengan analisis teknikal?
4. Mengapa analisis fundamental itu penting?

1. Menurut saya, analisis fundamental adalah analisis yang menggunakan indikator perekonomian dan juga kinerja suatu perusahaan. Analisis fundamental juga diterapkan oleh Warren E Buffet, salah satu investor terkemuka di AS. 

2. Kegunaan dari analisis fundamental ini adalah untuk mengetahui bagaimana prospek kinerja keuangan dari suatu perusahaan di masa depan berdasarkan data di masa lampau maupun data masa kini. Umumnya, analisis fundamental menggunakan data 5 - 10 tahun terakhir untuk membuat kesimpulan bahwa perusahaan tersebut baik untuk diinvestasikan.

3. Perbedaannya sangat banyak. Bahkan, saya dapat menyebut analisis fundamental dan teknikal seperti hitam dan putih. Kenapa? Karena banyak sekali perbedaannya. Pertama, dari segi time horizon, analisis fundamental dikhususkan untuk jangka panjang, dan analisis teknikal untuk jangka pendek. Kedua, analisis teknikal menganalisis berdasarkan grafik, sedangkan fundamental berdasarkan data suatu perusahaan publik. Ketiga, analisis teknikal mengenal kata cut loss (membatasi kerugian) kalau harga suatu saham anjlok melewati garis support-nya, sedangkan analisis fundamental tidak mengenal kata cut loss, karena jikalau harga saham suatu perusahaan anjlok, maka para fundamentalist akan menambah volume pada saham tersebut. Hal tersebut dikarenakan para fundamentalist sudah mengetahui kinerja suatu perusahaan. Jika perusahaan tersebut, mengalami penurunan laba selama jgka waktu yang lama, maka fundamentalist harus switching (merubah) ke saham yang memiliki kinerja keuangan yang baik. 

4. Analisis fundamental itu penting, karena kita bisa mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan secara langsung berdasarkan fakta. Analisis fundamental cocok untuk akademisi yang ingin berinvestasi di pasar modal, contohnya seperti saya ini. hehehehe

Mohon maaf apabila ada kesalahan, karena tulisan di atas itu berdasarkan opini penulis.

Ok, materi selanjutnya akan dibahas pada Thread selanjutnya..
Category: 0 komentar