Suatu hari, ada seseorang bernama Ubi. Ia Mengabdikan seluruh hidupnya dirumah 3 orang anak dan seorang Ayah, mereka bernama Simon, Raka, dan Pore. Ubi ini termasuk orang yang penyabar, baik hati, dan juga dewasa menanggapi semua hal.
Suatu ketika, Simon, Raka, dan Pore ingin berangkat kesekolah.
Pore : Aku berangkat sekolah dulu ya, Bi.
Ubi : Heh?! Jangan berangkat sekolah dahulu.
Raka : Memangnya kenapa, Bi? Ada yang salah dari kita?
Ubi : Kalian tidak salah, tetapi kalau ingin berpergian dari rumah, kalian berkata apa..?
SRP : Ohya! Assalamu'alaikum . . .
Ubi : Alhamdulillah kalian ingat. Wa'alaikumsalam . . .
Akhirnya, Ubi pun sendirian dirumah. Ubi teringat kalau Simon, Raka, dan Pore ingin dibuatkan makanan sayur bayam.
Ubi : Hmm, ohya! Aku ingat mereka ingin sayur bayam. Aku akan membuatkan sayur bayam untuk mereka selepas pulang sekolah.
Ubi pun membuatkan sayur bayam kesukaan mereka, dan akhirnya mereka pulang.
Simon : Assalamu'alaikum!
Ubi : Wa'alaikumsalam. Kalian sudah pulang?
Pore : Sudah dong, Bi!
Ubi : Nih, Ubi buatkan kalian sayur bayam, kesukaan kalian.
Tiba - tiba ..
Raka : Ahilah! Bosan sayur bayam terus, Bi! Menu lain memangnya tidak ada?!
Ubi : Astaghfirullah.. Tidak ada, Ka. Ubi teringat kalian suka sayur bayam, maka dari itu Ubi buatkan ini.
Raka : Ya, bodo. Pokoknya menu lain!!!Akhirnya Ubi pun menjauhi mereka. Ubi menangis dan terlihat sangat sedih mendengar Raka berkata seperti. Tapi, Ubi tetap tegar dan menghampiri mereka ber-3.
Ubi : Nak, Kalian ingin dibuatkan apa?
Raka : Salad Jepang!!
Pore : Aku mau sayur jengkol.
Simon : Sayur bayam saja, sudah cukup kok, Bi.
Ubi : Yasudah, tunggu sebentar ya. Ubi ingin membeli bahan - bahannya dahulu.
Ubi pun membeli bahan - bahannya. Pertama ia pergi kepasar untuk membeli bahan untuk Salad Jepang.
Ubi : Pak, ada wortel dan kol yang masih segar?
Pedagang: Oh, tentu saja ada. Mau beli berapa Kg?
Ubi : Beli 1 Kg aja, Pak.
Ubi sudah membeli bahan - bahan untuk Salad Jepang, seperti wortel, kol, dan juga mayonaise. Lalu Ubi kepasar sebelah, untuk membeli jengkol. Dan tidak lama dari itu Ubi mendapatkan Jengkolnya.
Ubi pun pulang dengan barang bawaan yang sangat berat, dan tidak ada yang membantunya.
Ubi : Assalamu'alaikum!
Simon : Wa'alaikumsalam.
Pore : Eh, Ubi sudah pulang. Mana, Bi, makanannya? Kami sudah sangat lapar.
Ubi : Nih, Ubi sudah membeli bahan - bahannya. Sebentar ya, Ubi buatkan.
Ubi pun membuatkannya untuk mereka, makanan yang mereka inginkan. Tiba - tiba Raka pun mengamuk, dan teriak - teriak....
Raka : Ubi!!!! Lama sekali makanannya! Udah lapar nih!! Ahhhhhh....
Ubi tetap bersabar dan tenang menghadapinya. Ia membuatkan makanan - makanan itu dengan rasa yang sangat enak.
Akhirnya, makanan - makanan itu pun selesai.
Ubi : Tara!! Makanan sudah siap anak - anak. Siapa mau makan pertama?!!
Raka : Akhirnya jadi juga. Saya, Bi!!
Simon : Iuh, si Raka serakah bener.
Raka : Masalah?!!
Ubi : Sudah - sudah, kalian ini kerjaannya bertengkar terus. Makan dulu. Tapi, jangan lupa berdoa.
SRP : Iya, Bi.
Makanan pun selesai, habis semua makannya. Ubi pun senang, tidak sia - sia Ia bekerja keras untuk mendapat bahan - bahan makanannya.
Simon, Raka, Pore pun tertidur sangat lelap. Ubi menghampiri mereka ber - 3, dikarenakan sudah waktunya Sholat Maghrib.
Ubi : Bangun, Nak!! Sudah waktunya Sholat Maghrib.
Simon : Aku sudah bangun, Bi.
Pore : Ganggu tidur saja nih, Ubi! Sana - sana!
Raka : Tau tuh! Ga bisa liat kita tidur nyenyak apa?!
Ubi : Hey Pore, Raka, sudah waktunya Sholat Maghrib. Sholat dahulu. Sholat itu tiang agama.
Raka : Nanti aja, Bi. Kami masih mengantuk!!
Ubi : Sholat itu tidak boleh ditunda - tunda.
Pore : Iya, Bi. Pore sudah bangun!!
Simon dan Pore pun sudah pergi ke Masjid untuk Sholat Maghrib. Tetapi, Raka masih tertidur. Akhirnya, Ubi menyiramnya dengan air.
Tiba - tiba, Raka marah membentak Ubi.
Raka : Ubi ini apa - apaan sih!! Kenapa siram Raka?!!! Membosankan banget melihat muka Ubi!
Ubi : Astaghfirullah. Sudah waktunya Sholat Maghrib, nak. Sholat dahulu sana. Simon dan Pore sudah pergi ke Masjid.
Raka : Iya! Bawel banget sih!! Lagi enak - enak tidur juga, dibangunin!!! Dasar aneh!
Ubi pun mendengar kata - kata itu, hanya bisa terdiam dan menangis di kamarnya. Ubi sangat sedih, bahkan ada didalam pikirannya untuk meninggalkan rumah tersebut. Tapi, Ubi tetap tabah dan tegar. Ia tetap mengurus 3 anak tersebut.
Tak lama dari itu, Simon, Raka, dan Pore pulang kerumah. Setelah itu, Ayah mereka pun pulang dengan sangat lelah nya.
Ayah : Assalamu'alaikum!!
SRP : Wa'alaikumsalam.
Ubi : Wa'alaikumsalam. Sudah pulang, Pak?
Ayah : Sudah alhamdulillah. Bi, tolong buatkan saya kopi.
Ubi : Iya, Pak.
Ubi pun membuatkannya kopi. Ubi terlihat lelah, lemas, lunglai, dan lemah. Setelah memberikan kopinya kepada Bapak, Ubi pun tertidur pulas. Simon, Raka, dan Pore juga sudah terlelap.
Keesokan harinya, Ubi pun jatuh sakit. Suhu badannya sangat panas. Hanya bisa berbaring di tempat tidur. Ia juga sering muntah - muntah. Akhirnya, Simon, Raka, dan Pore, memberitahu tetangganya kalau Ubi sakit.
SRP : Assalamu'alaikum!!
Tetangga : Wa'alaikumsalam! Eh, kalian. Kenapa kalian kemari?
Raka : Ibu sakit, Pak! Badannya panas sekali.
Tetangga : Wah, kalau begitu saya kerumah kalian. Untuk memastikan apa penyakit Ubi.
SRP : Oke, Pak!
Tetangganya pun kerumah mereka, dan melihat keadaan Ubi. Dan, ternyata ....
Tetangga : Ubi harus dibawa kerumah sakit sekarang! Keadaannya sudah parah!
SRP : Baiklah, Pak!
Akhirnya mereka pun membawa Ubi ke rumah sakit. Dan Dokter mendiagnosa kalau Ubi menderita penyakit demam berdarah. Simon, Raka, dan Pore pun menangis, mendengar itu. Mereka tidak menyangka, Ubi, yang mengabdikan seluruh hidupnya dengan mereka, sedang sakit demam berdarah. Dan Dokter berkata, Ubi sangat kritis, dan Ibu telah menderita demam berdarah selama seminggu. Mendengar berita tersebut, Simon, Raka, dan Pore kaget dan tidak menyangka.
Dokter : Beliau telah mendapat penyakit itu seminggu yang lalu. Mengapa kalian tidak membawa ke rumah sakit secepatnya?
Simon : Kami tidak mengetahuinya, Dok. Ubi terlihat sehat - sehat saja dirumah.
Simon, Raka dan Pore hanya bisa menangis dan berdoa. Agar Ubi diberikan kemudahan dan semangat untuk tetap hidup. Ayah mereka pun baru tahu Ubi masuk rumah sakit. Dan Ia hanya bisa berdoa kepada Allah SWT.
Mereka ber - 3 pun menghampiri Ubi, dan meminta maaf atas segala apa yang telah mereka perbuat kepada nya. Mereka menyadari, selama ini mereka banyak kesalahan pada Ubi. Mereka hanya bisa menangis dan berdoa.
Tidak lama setelah itu, Ubi pun tersadar. Simon, Raka, dan Pore meminta maaf keada Ubi atas segala kesalahannya kepada Ubi.
SRP : Ubi, maafkan kesalahan kami. Kami tahu, kami banyak berbuat salah kepada Ubi. Kami minta maaaaf.
Ubi : Hahaha, Jarang - jarang Ubi melihat kalian seperti ini. Iya Ubi maafkan. Tapi, ada satu hal yang kalian harus tepati dan kerjakan.
SRP : Apa itu, Ubi?
Ubi : Jika kalau Ubi sudah tiada, kalian harus rajin sholat 5 waktu. Itu adalah tiang agama. Kalian harus janji kepada Ubi, untuk sholat 5 waktu. Dan menjadi anak sholeh.
Mendengar permintaan Ubi tersebut, Simon, Raka, dan Pore menangis. Dan memeluk Ubi dengan eratnya. Mereka pun, bersedia menerima permintaan Ubi dan akan melaksanakannya.
Tidak lama dari itu, Ubi pun menutup matanya. Melihat kejadian itu Simon, Raka, dan Pore memanggil dokter.
Dokter : Maaf, Nak, Pak, saya minta kalian keluar ruangan dahulu. Saya akan menanganinya.
Simon, Raka, dan Pore beserta Ayahnya, keluar ruangan. Mereka berdoa untuk kesembuhan Ubi. Mereka menangis mendengar permintaan Ubi itu, seakan - akan Ubi akan meninggal.
Tidak lama dari itu Dokter keluar ....
Dokter : Innalillahi wa innaillaihi rajiun ...
Mendengar kata - kata itu dari dokter, mereka menangis sangat 'kejer'. Mereka pun memasuki ruangan dan melihat Ubi yang sudah tiada. Mereka hanya bisa memanggil Ubi, dan meminta maaf atas kesalahannya.
Raka : Ubi!!!! Maafkan Raka!!! Ubi..... !!
Simon : Ubi!!!
Pore : Maafkan kami Ubi!
Tidak lama dari itu, Simon, mengumandangkan adzan di telinga kanan Ubi.
Simon : Allahu akbar Allahu akbar...
Melihat Simon melakukan adzan, Raka dan Pore melakukannya.
Akhirnya mereka terpukul dengan kepergian Ubi. Mereka teringat apa yang Ubi pesankan kepada mereka, yaitu sholat 5 waktu, dan menjadi anak sholeh.
Mereka pulang membawa berita duka. Mereka dan Ayahnya pun membacakan Yasin di sisi Ubi. Setelah itu, mereka melakukan sholat Jenazah kpd Ubi. Setelah itu, mereka pun menguburkannya bersama warga setempat.
Mereka selalu teringat apa pesan Ubi, yaitu sholat 5 waktu dan menjadi anak sholeh. Ketika dari situlah, mereka menjadi lebih baik, rajin sholat 5 waktu, dan menjadi pribadi yang baik hati.
Tentu saja kalian tahukah siapa Ubi itu? Pasti kalian tahu :)
Wassalam